Dari tengah ke pinggir
Sunday, July 13, 2008 | Label: Life in Moscow | |Untuk hari ini hanya satu kata. Pwufffhhh...
Tadi ada tambahan kelas matematika. Karena kelas kita sedang ngebut menyelesaikan materi. Lumayan si. Di bilang susah juga enggak. Cuma harus super ngebut aja. Materi serasa dijejal-jejalkan. 5 detik diharap langsung paham. Uhuk... uhuk...
Habis itu, gw berdua ma Busron pengen ke rumahnya Mbak Lulu di daerah stasiun metro oktoberskaya (октябрьская). Soalnya malam sebelumnya Busron bilang kalo ada acara pelepasan mahasiswa Indonesia yang sudah menyelesaikan studinya di Russia. Gw bedua selesai kelas jam 12.00. Ummm... masih lama soalnya acara dimulai jam 15.00. Dan kita berencana jalan-jalan dahulu buat menunggu waktu sampai jam 15.00. Target pertama biblio globus di daerah stasiun metro lubyanka (лубянка). Biblio globus ini konon merupakan toko buku terbesar di downtown, dan gw yang gak ngerti ya cuman he eh he eh aja dibilangin Busron :D
Sebenernya pikiran gw bukan ke biblio globus. Soalnya gw keinget, lubyanka kalo gak salah terdapat kantor pusat KGB (sekarang FSB). Yaitu dinas rahasia di zaman Soviet. Wekss... sebagai penggemar film misteri, action, fiction, perang-perangan, dan sebangsanya, kantor pusat KGB lebih menarik dan merupakan tempat wajib lihat daripada toko buku antah berantah itu :D
Gw nanya Busron, "Sron, pernah denger kantor KGB di lubyanka gak?". Busron sebagai manusia penggemar Punjabi bersaudara tentu saja menjawab gak tau. "Hee! KGB?", trus jarinya menunjuk-nunjuk letak toko buku yang memang sudah terlihat. Ternyata gak diperhatiin pertanyaanku. "Sialan!". Ya udah deh. Memang kita kesini mempunyai tujuan untuk membeli buku. Gw sendiri pengen buku kumpulan glagol (verb) -nya Russia yang memang punya perilaku aneh berubah-rubah beberapa kali. Memang bertipe agak plin-plan kalo menurut hasil riset tidak ilmiah gw :P
Sekalian Mas Anteng, temenku satunya yang memang gak ikut karena ada ujian, memesan buku yang sama denganku + kamus Russia - Indonesia. Ini buku dijamin langka deh. Dan konon cuma ditemukan di biblio globus ini. Kemudian masuklah kami ke toko buku tersebut. Sebenarnya gak terlalu luas. Cuma, memang koleksinya lengkap. Temenku tadi yang tidak memperhatikan pertanyaanku tentang KGB, langsung melakukan proses pencariannya. Karena dia sedang menginginkan kamus elektronik Engglish - Russia, Russia - Engglish. Tetapi kemudian beliau ini membatalkan tujuannya karena harga kamus elektroniknya yang gila-gilaan hampir setara dengan harga ASUS EEE. Sedangkan gw yang pada dasarnya suka takjub dengan koleksi buku, malah melupakan tujuan semula dan mulai melihat - lihat gak jelas. Agak minder liat buku yang hampir seluruhnya bahasa Russia. Yah.. menyadari diri kalo tingkatan bahasa Russia yang dikuasainya masih level underground :D maksudnya level 1 aja belum nyampe :P
Bingung dengan begitu banyaknya buku, akhirnya kita naik ke lantai 2 karena gw sendiri gak tau dimana letak buku-buku yang akan gw beli. Liat-liat bentar, temenku itu yang memang dah tahu dimana letaknya. Langsung memberikan kepadaku buku yang kami inginkan. Bingung lagi, secara gw shock dengan banyaknya buku. Ceritanya disini gw memang maniak buku. Trus terdampar ke bilik buku asing berbahasa inggris. Waah... surga sungguh terasa. Masuk ke bagian misteri. Isinya Agatha Christi. Wah kalo ini mah, hampir seluruhnya udah gw baca. Trus kebingungan sebentar.
*habisnya kepala tengok kanan kiri dengan mulut menganga lebar*
Kutemukan buku tentang bagaimana menjadi seorang Inggris (disitu dibilang brit). Penulisnya kocak juga. Dia berasal dari Polandia yang berimigrasi ke Inggris semenjak sebelum perang dunia ke II. Pengen bawa pulang, reflek mata mencari daftar harganya. Yaikss.. ternyata sekitar 500 rubble. Wew... kemahalan euyy.
Skip...
Skip...
Akhir kata terdamparlah kita di luar toko buku itu. Cek waktu, masih setengah 2 siang. Umm.. masih banyak waktu. Berjalanlah kita entah gak tau kemana tujuannya. Jalan aja si. Liat kanan kiri. Berasa khas di daerah downtown. Gw bilang, "Nahh... gw baru berasa diluar negeri nih!". Hihihihi... soalnya selama ini rasanya gw gak berada diluar negeri. Biasa aja.
Busron pun mengangguk setuju. Sempet melihat penjual saurma (kek temennya kebab si kalo gw bilang). Uhhgg.. perut berbicara. Lapar ternyata. Gw bilang pengen beli, eee... temen gw bilang, "Masa jauh-jauh kesini makannya saurma juga. Bah! Di deket kampus kan banyak". Gw pikir iya juga. Ngapain makan saurma. :P
*Tapi nantinya perutku memang tidak menyetujui pendapatku yang memang dipaksakan ini*
Sekitar 50 meter kita menemukan penjual ice cream. Hasilnya diembat juga sepotong es. Jalan lagi, trus menemukan stasiun metro cistie prude (чистые пруды). Gak langsung sebrang ke stasiun metro. Kita berdiri dulu dengan muka o'on menghabiskan sebatang ice cream itu. Ternyata gw baru tau kalo saingan gw dipinggir jalan itu adalah anak-anak seumuran es de yang juga asyik menyunyah ice creamnya berdiri disamping sambil sesekali ngelirik kita. "Pikir gw bodo amat...", sambil ngobrol gak jelas ma temen gw. Setelah es ditangan habis. Menyeberanglah kita ke stasiun metro tersebut.
Puter puter bentar sambil mencari sepotong tempat sampah untuk membuang bungkus es kami yang sudah tidak dapat digunakan lagi. *penting*
Setelah ketemu, mata kita menatap barisan toko menjual makanan. Yah.. memang laper gw. Eh, kemudian mata menumbuk sesuatu dibelakang bangunan pintu masuk stasiun yang ternyata seonggok taman dengan ramainya pengunjung. Lewat deh stasiun itu. Kita jalan ke taman. Gw pikir orang-orang sedang merubung penjual makanan *tetep* , ternyata mereka sedang memperhatikan eksebisi foto dengan tema dunia bawah laut. "Yah, gw pikir lagi ngerubung penjual makanan.", kata temen gw. "Yah, pikiran gw juga sama. Kirain ada bilik makanan disitu.", pendapat gw menguatkan pendapat dia.
Wew... liat foto ikan berenang gw serasa melihat ikan di penggorengan. Bener deh udah lost focus. Kemudian temen gw pun mengajak duduk. "Capek nih!", pegel kata dia, sambil membuka hape nya dan membaca ebook entah apa. Kayaknya si La Tahzan, secara dia beberapa malam yang lalu meng kopi dari komputer gw.
Liat jam, eh kok kaya waktunya dah mendekati pukul 3 sore. Entah bodohnya kok ya kita bedua tidak kembali ke stasiun metro dibelakang kita yang berjarak gak ada 500 meter. Kita bedua malah berjalan ke arah berlawanan dengan stasiun. Mungkin perasaan kita sedang disandera oleh musim panas yang memberi kesan menyenangkan untuk berjalan-jalan di bawah sengatan matahari. Yang sebenernya si panas menyengat.
Danau kecil pun dilewati. Isinya :
Habis itu kita belok kiri. Jalannn teruuss... seberang jalan, trus treknya turun. Tapi agak gak enak soalnya disamping kita adalah jalan raya yang sedang terkelupas aspalnya. Sepertinya sedang ada perbaikan. Dan mata kita pun terpana melihat restoran jepang berwarna oranye meriah. Pegel nih kepala liat samping kanan melulu.
Wutt... di depan ada jalan gede banget. Tapi kok ya gak tampak stasiun metro. Temen gw tiba-tiba memecah kesunyian, "Jangan noleh kiri! Tu ada orang mabok rame-rame lagi duduk.". Pewwhh... gw lirik memang tampangnya agak rese. Akhirnya kita menyeberang jalan. Judulnya menyeberang jalan, tetapi sebenernya kita sedang melewati bawah jalan. Nih disini model penyeberangannya underpass gitu. Sempet mikir ada orang mabok apa kagak. Disini nih orang mabok agak rese emang. Meski belum pernah ketemu yang kasar si.
Habis lewat seberang. Kita jalan lurus lagi. Wew... panas makin menyengat. Lewatlah kita di jembatan yang dibawahnya ternyata rel kereta api. Padahal tadinya sudah seneng bakal ngeliat sungai :P
Jalan teruss... sampailah di gereja beratap keemasan yang didepannya ada taman gede banget. *di Moscow emang banyak banget taman deh*
"Yah tersesat nih. Tanya orang gih!", kata gw. "Ah, sebrang dulu. Keknya itu ada peta deh diseberang jalan.", kata Busron. "Ni jalan namanya apa?", lanjut Busron lagi. Kemudian ketemu nama jalannya starsaya apaan gitu. Lupa. Untuk ke stasiun metro kita disuruh jalan belok kiri-kanan-kanan-trus lupa... :P Ya udah jalan aja. Nyatanya memang kita bingung. Hehehe... daerahnya sepi. Kek model daerah Menteng gitu. Kebetulan didekat situ ada kampus apaan gitu. Namanya si universitas negeri blah blah blah... Eh kok ada satu anak kampus sepertinya. Bertanyalah kita pada dia. "Na sleba!", jawabnya. Jalan yang kita tempuh sudah benar. Lurus aja dulu katanya kemudian. Nanti ketemu jalan besar trus belok kiri.
Jalan... jalan... eh kok ketemu jalan besar tadi. Keknya dari tadi kita cuma muter aja :P
Jalan di pinggir jalan gede itu, kita sudah menemukan tanda-tanda adanya metro. Sudah banyak manusia bertampang habis keluar dari metro. Kok tahu? Seperti semut. Mereka secara tak sadar berbaris membuat jalur ke arah lubangnya :D
Kemudian, masuklah kita ke stasiun metro yang bernama kurskaya (курская). Wedew... ternyata jauh juga perjalan kaki kita tadi :(
Ternyata kita telah berjalan dari tengah kota ke arah ring kota Moscow. Naik metro dah diem deh. Capek bow. Kemudian kita turun di stasiun metro oktoberskaya (октябрьская). Turun dari metro kemudian keluar stasiun kita agak kebingungan. Soalnya menurut informasi kita harus masuk ke penyeberangan jalan yang lagi lagi berbentuk lorong. Daaannn... pintu masuknya tak tampak sejauh mata memandang. Telp bolak-balik katanya, "Ada disana!". Eh, memang pintu masuknya di gedung kek toko gitu. "Sialan!", pikir gw. Mana perut meradang minta diisi lagi. Keluar penyeberangan ketemu patung besar apaan gitu. Gw gak tau muka siapa. Tapi kek Lenin gitu. Ya udah anggap aja itu Lenin. Eh, kok didepannya ada penjual masakan China (Kitai kalo orang sini bilang). Liat menu antara beli atau enggak, kemudian gw memutuskan, "Beli!!". Dah gak kuat ni perut. Makanlah kita bedua dengan menu mie tebel + daging sapi cincang. Enak gak enak yang penting perut kita lagi lapar.
"Nyam.. nyam.. gruphh.. gruphh..", selesailah seremoni makan kita di pinggir jalan. Gw tanya temen gw, "Rumahnya mbak Lulu dimana, Nyet?".
*"Nyet!", yang merupakan kepanjangan dari monyet yang tetapi bukan digolongkan sebagai bentuk binatang berbulu ini merupakan kata pengganti orang kedua, dan gw gak tau siapa penemunya. Tapi cukup populer di jakarta*
Temen gw bilang, "Gak tau gw!", dengan cueknya. Sementara matanya sambil memandang gedung perpustakaan besar di samping kita. Kemudian berjalanlah kita melewati pinggir taman disamping patung tersebut, dan sampailah di ujung jalan yang didepannya ada jalan besar dan diseberangnya gedung sanyo. Kita bedua sebut gedung sanyo soalnya diatasnya bertengger nama SANYO. Hehe... ini merupakan sebuah cara klasik orang Jakarta untuk menyebut nama gedung ataupun nama wilayah. Katro? Memang. :P
Telepon kembali dideringkan. Dan kita bedua duduk di atas tonjolan bibir penyeberangan jalan sambil menikmati udara musim panas yang sudah mulai tidak panas karena matahari sudah semakin turun.
Tak lama muncullah sesosok manusia di kejauhan yang membelakangi kami dengan bentuk wanita memakai jilbab pink. "Sron, itu keknya penjemput kita deh. Tuh yang pake jilbab.", sambil jari menunjuk di kejauhan. "Orang sini gak ada yang modelnya kayak gitu. Itu pasti orang Indonesia deh.", kata gw sekali lagi. Eh temen gw bilang, "Ahh.. enggak. Bukan tuh.". Tapi gw bingungnya dia bilang gitu sambil matanya memandang ke arah lain. Gw curiga ni anak mang dah hilang kesadaran karena capek. Jadi asal aja jawabnya.
Dan setelah sesosok wanita itu berbalik, ternyata benar dia si Dinda anak Rostov. Melambailah dia kepada kami. Dengan agak lesu, kami kemudian berdiri dan menghampiri Dinda.
"Assalamualaikum!", kata Busron. "Walaikumsalam!", jawab Dinda. Dan tak lama, kata kunci terakhir tersebut dari bibir Dinda, "Ey... Mas Wiwin!".
Sudah. Lengkaplah sudah kata sandi itu.
*bersambung*
Tadi ada tambahan kelas matematika. Karena kelas kita sedang ngebut menyelesaikan materi. Lumayan si. Di bilang susah juga enggak. Cuma harus super ngebut aja. Materi serasa dijejal-jejalkan. 5 detik diharap langsung paham. Uhuk... uhuk...
Habis itu, gw berdua ma Busron pengen ke rumahnya Mbak Lulu di daerah stasiun metro oktoberskaya (октябрьская). Soalnya malam sebelumnya Busron bilang kalo ada acara pelepasan mahasiswa Indonesia yang sudah menyelesaikan studinya di Russia. Gw bedua selesai kelas jam 12.00. Ummm... masih lama soalnya acara dimulai jam 15.00. Dan kita berencana jalan-jalan dahulu buat menunggu waktu sampai jam 15.00. Target pertama biblio globus di daerah stasiun metro lubyanka (лубянка). Biblio globus ini konon merupakan toko buku terbesar di downtown, dan gw yang gak ngerti ya cuman he eh he eh aja dibilangin Busron :D
Sebenernya pikiran gw bukan ke biblio globus. Soalnya gw keinget, lubyanka kalo gak salah terdapat kantor pusat KGB (sekarang FSB). Yaitu dinas rahasia di zaman Soviet. Wekss... sebagai penggemar film misteri, action, fiction, perang-perangan, dan sebangsanya, kantor pusat KGB lebih menarik dan merupakan tempat wajib lihat daripada toko buku antah berantah itu :D
Gw nanya Busron, "Sron, pernah denger kantor KGB di lubyanka gak?". Busron sebagai manusia penggemar Punjabi bersaudara tentu saja menjawab gak tau. "Hee! KGB?", trus jarinya menunjuk-nunjuk letak toko buku yang memang sudah terlihat. Ternyata gak diperhatiin pertanyaanku. "Sialan!". Ya udah deh. Memang kita kesini mempunyai tujuan untuk membeli buku. Gw sendiri pengen buku kumpulan glagol (verb) -nya Russia yang memang punya perilaku aneh berubah-rubah beberapa kali. Memang bertipe agak plin-plan kalo menurut hasil riset tidak ilmiah gw :P
Sekalian Mas Anteng, temenku satunya yang memang gak ikut karena ada ujian, memesan buku yang sama denganku + kamus Russia - Indonesia. Ini buku dijamin langka deh. Dan konon cuma ditemukan di biblio globus ini. Kemudian masuklah kami ke toko buku tersebut. Sebenarnya gak terlalu luas. Cuma, memang koleksinya lengkap. Temenku tadi yang tidak memperhatikan pertanyaanku tentang KGB, langsung melakukan proses pencariannya. Karena dia sedang menginginkan kamus elektronik Engglish - Russia, Russia - Engglish. Tetapi kemudian beliau ini membatalkan tujuannya karena harga kamus elektroniknya yang gila-gilaan hampir setara dengan harga ASUS EEE. Sedangkan gw yang pada dasarnya suka takjub dengan koleksi buku, malah melupakan tujuan semula dan mulai melihat - lihat gak jelas. Agak minder liat buku yang hampir seluruhnya bahasa Russia. Yah.. menyadari diri kalo tingkatan bahasa Russia yang dikuasainya masih level underground :D maksudnya level 1 aja belum nyampe :P
Bingung dengan begitu banyaknya buku, akhirnya kita naik ke lantai 2 karena gw sendiri gak tau dimana letak buku-buku yang akan gw beli. Liat-liat bentar, temenku itu yang memang dah tahu dimana letaknya. Langsung memberikan kepadaku buku yang kami inginkan. Bingung lagi, secara gw shock dengan banyaknya buku. Ceritanya disini gw memang maniak buku. Trus terdampar ke bilik buku asing berbahasa inggris. Waah... surga sungguh terasa. Masuk ke bagian misteri. Isinya Agatha Christi. Wah kalo ini mah, hampir seluruhnya udah gw baca. Trus kebingungan sebentar.
*habisnya kepala tengok kanan kiri dengan mulut menganga lebar*
Kutemukan buku tentang bagaimana menjadi seorang Inggris (disitu dibilang brit). Penulisnya kocak juga. Dia berasal dari Polandia yang berimigrasi ke Inggris semenjak sebelum perang dunia ke II. Pengen bawa pulang, reflek mata mencari daftar harganya. Yaikss.. ternyata sekitar 500 rubble. Wew... kemahalan euyy.
Skip...
Skip...
Akhir kata terdamparlah kita di luar toko buku itu. Cek waktu, masih setengah 2 siang. Umm.. masih banyak waktu. Berjalanlah kita entah gak tau kemana tujuannya. Jalan aja si. Liat kanan kiri. Berasa khas di daerah downtown. Gw bilang, "Nahh... gw baru berasa diluar negeri nih!". Hihihihi... soalnya selama ini rasanya gw gak berada diluar negeri. Biasa aja.
Busron pun mengangguk setuju. Sempet melihat penjual saurma (kek temennya kebab si kalo gw bilang). Uhhgg.. perut berbicara. Lapar ternyata. Gw bilang pengen beli, eee... temen gw bilang, "Masa jauh-jauh kesini makannya saurma juga. Bah! Di deket kampus kan banyak". Gw pikir iya juga. Ngapain makan saurma. :P
*Tapi nantinya perutku memang tidak menyetujui pendapatku yang memang dipaksakan ini*
Sekitar 50 meter kita menemukan penjual ice cream. Hasilnya diembat juga sepotong es. Jalan lagi, trus menemukan stasiun metro cistie prude (чистые пруды). Gak langsung sebrang ke stasiun metro. Kita berdiri dulu dengan muka o'on menghabiskan sebatang ice cream itu. Ternyata gw baru tau kalo saingan gw dipinggir jalan itu adalah anak-anak seumuran es de yang juga asyik menyunyah ice creamnya berdiri disamping sambil sesekali ngelirik kita. "Pikir gw bodo amat...", sambil ngobrol gak jelas ma temen gw. Setelah es ditangan habis. Menyeberanglah kita ke stasiun metro tersebut.
Puter puter bentar sambil mencari sepotong tempat sampah untuk membuang bungkus es kami yang sudah tidak dapat digunakan lagi. *penting*
Setelah ketemu, mata kita menatap barisan toko menjual makanan. Yah.. memang laper gw. Eh, kemudian mata menumbuk sesuatu dibelakang bangunan pintu masuk stasiun yang ternyata seonggok taman dengan ramainya pengunjung. Lewat deh stasiun itu. Kita jalan ke taman. Gw pikir orang-orang sedang merubung penjual makanan *tetep* , ternyata mereka sedang memperhatikan eksebisi foto dengan tema dunia bawah laut. "Yah, gw pikir lagi ngerubung penjual makanan.", kata temen gw. "Yah, pikiran gw juga sama. Kirain ada bilik makanan disitu.", pendapat gw menguatkan pendapat dia.
Wew... liat foto ikan berenang gw serasa melihat ikan di penggorengan. Bener deh udah lost focus. Kemudian temen gw pun mengajak duduk. "Capek nih!", pegel kata dia, sambil membuka hape nya dan membaca ebook entah apa. Kayaknya si La Tahzan, secara dia beberapa malam yang lalu meng kopi dari komputer gw.
Liat jam, eh kok kaya waktunya dah mendekati pukul 3 sore. Entah bodohnya kok ya kita bedua tidak kembali ke stasiun metro dibelakang kita yang berjarak gak ada 500 meter. Kita bedua malah berjalan ke arah berlawanan dengan stasiun. Mungkin perasaan kita sedang disandera oleh musim panas yang memberi kesan menyenangkan untuk berjalan-jalan di bawah sengatan matahari. Yang sebenernya si panas menyengat.
Danau kecil pun dilewati. Isinya :
- Orang mabok sambil bawa botol.
- Orang pacaran cium-ciuman ataupun berpelukan.
- Nenek-nenek dan kakek-kakek yang duduk berduaan.
Habis itu kita belok kiri. Jalannn teruuss... seberang jalan, trus treknya turun. Tapi agak gak enak soalnya disamping kita adalah jalan raya yang sedang terkelupas aspalnya. Sepertinya sedang ada perbaikan. Dan mata kita pun terpana melihat restoran jepang berwarna oranye meriah. Pegel nih kepala liat samping kanan melulu.
Wutt... di depan ada jalan gede banget. Tapi kok ya gak tampak stasiun metro. Temen gw tiba-tiba memecah kesunyian, "Jangan noleh kiri! Tu ada orang mabok rame-rame lagi duduk.". Pewwhh... gw lirik memang tampangnya agak rese. Akhirnya kita menyeberang jalan. Judulnya menyeberang jalan, tetapi sebenernya kita sedang melewati bawah jalan. Nih disini model penyeberangannya underpass gitu. Sempet mikir ada orang mabok apa kagak. Disini nih orang mabok agak rese emang. Meski belum pernah ketemu yang kasar si.
Habis lewat seberang. Kita jalan lurus lagi. Wew... panas makin menyengat. Lewatlah kita di jembatan yang dibawahnya ternyata rel kereta api. Padahal tadinya sudah seneng bakal ngeliat sungai :P
Jalan teruss... sampailah di gereja beratap keemasan yang didepannya ada taman gede banget. *di Moscow emang banyak banget taman deh*
"Yah tersesat nih. Tanya orang gih!", kata gw. "Ah, sebrang dulu. Keknya itu ada peta deh diseberang jalan.", kata Busron. "Ni jalan namanya apa?", lanjut Busron lagi. Kemudian ketemu nama jalannya starsaya apaan gitu. Lupa. Untuk ke stasiun metro kita disuruh jalan belok kiri-kanan-kanan-trus lupa... :P Ya udah jalan aja. Nyatanya memang kita bingung. Hehehe... daerahnya sepi. Kek model daerah Menteng gitu. Kebetulan didekat situ ada kampus apaan gitu. Namanya si universitas negeri blah blah blah... Eh kok ada satu anak kampus sepertinya. Bertanyalah kita pada dia. "Na sleba!", jawabnya. Jalan yang kita tempuh sudah benar. Lurus aja dulu katanya kemudian. Nanti ketemu jalan besar trus belok kiri.
Jalan... jalan... eh kok ketemu jalan besar tadi. Keknya dari tadi kita cuma muter aja :P
Jalan di pinggir jalan gede itu, kita sudah menemukan tanda-tanda adanya metro. Sudah banyak manusia bertampang habis keluar dari metro. Kok tahu? Seperti semut. Mereka secara tak sadar berbaris membuat jalur ke arah lubangnya :D
Kemudian, masuklah kita ke stasiun metro yang bernama kurskaya (курская). Wedew... ternyata jauh juga perjalan kaki kita tadi :(
Ternyata kita telah berjalan dari tengah kota ke arah ring kota Moscow. Naik metro dah diem deh. Capek bow. Kemudian kita turun di stasiun metro oktoberskaya (октябрьская). Turun dari metro kemudian keluar stasiun kita agak kebingungan. Soalnya menurut informasi kita harus masuk ke penyeberangan jalan yang lagi lagi berbentuk lorong. Daaannn... pintu masuknya tak tampak sejauh mata memandang. Telp bolak-balik katanya, "Ada disana!". Eh, memang pintu masuknya di gedung kek toko gitu. "Sialan!", pikir gw. Mana perut meradang minta diisi lagi. Keluar penyeberangan ketemu patung besar apaan gitu. Gw gak tau muka siapa. Tapi kek Lenin gitu. Ya udah anggap aja itu Lenin. Eh, kok didepannya ada penjual masakan China (Kitai kalo orang sini bilang). Liat menu antara beli atau enggak, kemudian gw memutuskan, "Beli!!". Dah gak kuat ni perut. Makanlah kita bedua dengan menu mie tebel + daging sapi cincang. Enak gak enak yang penting perut kita lagi lapar.
"Nyam.. nyam.. gruphh.. gruphh..", selesailah seremoni makan kita di pinggir jalan. Gw tanya temen gw, "Rumahnya mbak Lulu dimana, Nyet?".
*"Nyet!", yang merupakan kepanjangan dari monyet yang tetapi bukan digolongkan sebagai bentuk binatang berbulu ini merupakan kata pengganti orang kedua, dan gw gak tau siapa penemunya. Tapi cukup populer di jakarta*
Temen gw bilang, "Gak tau gw!", dengan cueknya. Sementara matanya sambil memandang gedung perpustakaan besar di samping kita. Kemudian berjalanlah kita melewati pinggir taman disamping patung tersebut, dan sampailah di ujung jalan yang didepannya ada jalan besar dan diseberangnya gedung sanyo. Kita bedua sebut gedung sanyo soalnya diatasnya bertengger nama SANYO. Hehe... ini merupakan sebuah cara klasik orang Jakarta untuk menyebut nama gedung ataupun nama wilayah. Katro? Memang. :P
Telepon kembali dideringkan. Dan kita bedua duduk di atas tonjolan bibir penyeberangan jalan sambil menikmati udara musim panas yang sudah mulai tidak panas karena matahari sudah semakin turun.
Tak lama muncullah sesosok manusia di kejauhan yang membelakangi kami dengan bentuk wanita memakai jilbab pink. "Sron, itu keknya penjemput kita deh. Tuh yang pake jilbab.", sambil jari menunjuk di kejauhan. "Orang sini gak ada yang modelnya kayak gitu. Itu pasti orang Indonesia deh.", kata gw sekali lagi. Eh temen gw bilang, "Ahh.. enggak. Bukan tuh.". Tapi gw bingungnya dia bilang gitu sambil matanya memandang ke arah lain. Gw curiga ni anak mang dah hilang kesadaran karena capek. Jadi asal aja jawabnya.
Dan setelah sesosok wanita itu berbalik, ternyata benar dia si Dinda anak Rostov. Melambailah dia kepada kami. Dengan agak lesu, kami kemudian berdiri dan menghampiri Dinda.
"Assalamualaikum!", kata Busron. "Walaikumsalam!", jawab Dinda. Dan tak lama, kata kunci terakhir tersebut dari bibir Dinda, "Ey... Mas Wiwin!".
Sudah. Lengkaplah sudah kata sandi itu.
*bersambung*
hufttt selesai juga baca nya nih saya hehe panjang euy
oia ini aku mas yang baca
Hahaha... :)
Panjang yak :P Lagi niat nulis tu. Kalo gak niat ya gini. Lama hiatus :P